SUDAH tiga pemain yang meninggalkan
Persewangi. Mereka adalah David Ariyanto, Modestus Indra Setiawan, dan
Ilham Sadat. Meski alasan kepindahan mereka tidak dijelaskan manajemen
Persewangi, namun publik sudah bisa membaca.
Hengkangnya mereka dari Bumi Blambangan
tidak bisa dilepaskan dari persoalan finansial yang saat ini melilit
Laskar Blambangan. Tertunggaknya empat bulan gaji plus belum beresnya
persekot kontrak semua pemain menjadi alasan paling realistis terkait
kepindahan ketiga pemain tersebut. Bukan tidak mungkin langkah mereka
akan diikuti pemainpemain lainnya. Pasalnya, hingga saat ini, manajemen
belum menyelesaikan seluruh hak-hak pemain.
Kepindahan David, Modestus, dan Ilham
seolah menjadi preseden buruk bagi manajemen Persewangi. Langkah yang
mereka ambil mencerminkan bahwa petinggi Laskar Blambangan sudah tidak
mampu lagi memenuhi hakhak mereka. Umumnya para pemain profesional,
mereka akan terus bertahan jika di klub lamanya tersedia jaminan masa
depan. Tidak saja menyangkut besarnya dukungan penonton, tetapi yang
lebih penting adalah kejelasan pembayaran gaji dan kontrak dan
manajemen.
Jika saja manajemen mampu memenuhi gaji
mereka, maka dipastikan pemain tersebut akan tetap bertahan. Sebaliknya,
pemain yang memutuskan meninggalkan klub lamannya, umumnya karena di
klub yang dibelanya sudah tidak ada yang bisa diharapkan. Suasana tim
tidak kondusif, minimnya jumlah penonton, ketidakjelasan pembayaran
gaji, plus adanya tawaran yang lebih tinggi, memungkinkan pemain melirik
klub lain. Karena itu, klub seperti Persewangi yang notebene tergolong
klub paling miskin di kancah Divisi Utama PSSI, membuat pemain enggan
bertahan. Satu-satunya pilihan adalah pindah.
Bakn mustahil, selama beberapa hari ke
depan, Persewangi kembali akan ditinggalkan para pemain pilarnya. Turun
membela Persewangi menghadapi lawan-lawannya memang sebuah kewajiban
bagi pemain Persewangi. Namun, bukankah memberi makan keluarga lebih
wajib? Karena itu, meninggalkan Persewangi merupakan pilihan paling
tepat untuk mencari sumber penghidupan lain. (radar)