BANYUWANGI – Hasil imbang 1-1 yang
dipetik Persewangi dalam leg pertama Copa Indonesia menyisakan cerita
tersendiri. Selain minim persiapan akibat mogok latihan yang dilakukan
pemain, plus gaji selama tiga bulan belum dibayar, perjuangan Laskar
Blambangan menghadapi Persipro kemarin juga terbilang cukup terjal.
Tengok saja, bagaimana para
pemain akhirnya memutuskan untuk bermain. Malam hari sebelum
pertandingan, seluruh pemain dikumpulkan.
Kekeringan finansial yang dialami pemain sedikit terobati. Manajemen memberi bantuan keuangan senilai Rp 1 juta per pemain. Bila ditotal dengan yang yang diterima sebelumnya, maka setiap pemain menerima Rp 1,5 juta. Jumlah tersebut sebetulnya masih kurang bila melihat janji manajemen yang akan memberikan Rp 2 juta kepada setiap pemain.
Kekeringan finansial yang dialami pemain sedikit terobati. Manajemen memberi bantuan keuangan senilai Rp 1 juta per pemain. Bila ditotal dengan yang yang diterima sebelumnya, maka setiap pemain menerima Rp 1,5 juta. Jumlah tersebut sebetulnya masih kurang bila melihat janji manajemen yang akan memberikan Rp 2 juta kepada setiap pemain.
Di lain pihak, menghadapi pertandingan
kemarin sore, seluruh pemain baru berkumpul kira-kira dua jam sebelum
kick off. Mereka baru tiba di mess Persewangi pukul 13.00. Apesnya, saat
perjalanan menuju Stadion Diponegoro, bus yang ditumpangi
mengalami pecah ban dan mesinnya mati. Untuk mencapai stadion, pemain
pun terpaksa menumpang truk yang dicegat di jalan.
Malah, beberapa pemain ada
yang menumpang iring-iringan suporter yang mengawal mereka. Bahkan,
pelatih Yudi Suryata terpaksa menumpang di mobil patwal polisi yang mengiringi perjalanan mereka. “Ini pengalaman pertama
seumur hidup saya perjalanan tim seperti ini,” ujar Yudi Suryata,
pelatih Persewangi. (radar)